Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ANALISIS MAKNA PUISI DIPONEGORO KARYA CHAIRIL ANWAR

 



Makna Puisi Diponegoro Karya Chairil Anwar

 

DIPONEGORO

Karya Chairil Anwar

 

Di masa pembangunan ini

tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu

Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti

Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri

Menyediakan api.

Punah di atas menghamba

Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

Maju

Serbu

Serang

Terjang


 

 

Berikut analisi makna puisi Diponegoro:

 

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api


Puisi ini bentuk kekagumanan Chairil Anwar pada sosok Diponegoro karena semangat perjuangan yang dimiliki Diponegoro. Chairil Anwar berharap semangat perjuangan Diponegoro hidup kembali, sosok yang begitu gigih melawan penjajah  menjadi api penyemangat bagi para pemuda untuk melawan penjajah merebut kemerdekaan.

 

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.

Diponegoro adalah sosok pemberani yang tidak mengenal rasa takut dan gentar melawan penjajah. Meskipun banyaknya lawan, Diponegoro tidak gentar. Semangat untuk merdeka mengalahkan semua rasa takut.


Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat tak bisa mati

Ini menunjukkan kesiapan diponegoro untuk berperang. Ditambah dengan semangat berkorbar yang tidak akan pernah mati untuk meraih kemerdekaan. Bahkan disaat diponegoro telah tiada, semangatnya masih tetap hidup, dan menjadi penyemangat bagi pemuda untuk berjuang melawan penjajah.

 

MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.

 

Pemuda harus maju, harus maju melawan penjajah. Meskipun tidak dipersenjatai dengan lengkap. Hanya keyakinan yang kuat untuk merdeka menjadi penyemangat untuk  menyerbu lawan.

Sedangkan hidup ini hanya sekali, dan harus memiliki arti. Sebelum mati, sebelum ajal tiba, maka harus terus berjuang. Seandainya pun mati di medan perang melawan penjajah, maka itu jauh lebih baik daripada hidup tidak berarti bagi Negeri.

 

MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

 

Maju berperang umtuk negeri dengan semangat yang membara. Mati saat berperang untuk kemerdekaan itu lebih baik daripada harus mengabdi pada penjajah. Mengabdi, menghamba pada penjajah, sama saja dengan binasa karena kita hidup tertindas. Meskipun dalam meraih kemerdekaan itu  hidup sengsara, dan saat kematian pun, kemerdekaan belum dapat diraih, semua itu tidak akan menjadikan pengorbanan para pejuang menjadi sia-sia.

 

Maju
Serbu
Serang
Terjang

 

Maju, serbu, serang, terjang adalah wujud semangat perjuangan melawan penjajah. Semangat yang pantang menyerah untuk meraih kemerdekaan.

 



 

Posting Komentar untuk "ANALISIS MAKNA PUISI DIPONEGORO KARYA CHAIRIL ANWAR"