Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAKNA PUISI SIA - SIA KARYA CHAIRIL ANWAR

MAKNA PUISI SIA - SIA



MAKNA PUISI SIA-SIA KARYA CHAIRIL ANWAR

 

Sia-Sia

(Versi Deru Campur Debu)

 

Penghabisan kali itu kau datang

membawa karangan kembang

Mawar merah dan melati putih:

darah dan suci.

Kau tebarkan depanku

serta pandang yang memastikan: Untukmu.

 

Sudah itu kita sama termangu

Saling bertanya: Apakah ini?

Cinta? Keduanya tak mengerti.

 

Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

 

Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

 

Berikut makna puisi Sia-Sia karya Chairil Anwar:

 

Penghabisan kali itu kau datang

membawa karangan kembang

Mawar merah dan melati putih:

darah dan suci.

Kau tebarkan depanku

serta pandang yang memastikan: Untukmu.

Penghabisan kali kau datang merupakan pernyataan bahwa ini merupakan terakhir kalinya Wanita itu datang kepada pria tersebut. Ia datang dengan membawa dirinya dan keutuhan cinta yang ia miliki. Karangan kembang disini dapat diartikan sebagai diri si wanita. Di sini si Wanita datang membawa dirinya, cintanya, dan menyerahkan seutuhnya untuk si pria. 

Mawar merah dan melati putih : darah dan suci kau tebar depanku, serta pandang memastikan : untukmu. Mawar merah melambangkan cinta dan melati putih melangkan kesucian, darah dan suci, kau tebar depanku menunjukkan suatu bentuk penyerahan diri yang dilakukan si Wanita terhadap pria yang berada di hadapannya. Dimana pada saat itu pandangan si pria sepenuhnya tertuju pada wanita tersebut. 


Sudah itu kita sama termangu

Saling bertanya: Apakah ini?

Cinta? Keduanya tak mengerti.

Setelah semua yang dilalui, mereka (Wanita dan pria) sama-sama tidak mengerti, saling bertanya : Adakah ini semua dilakukan atas dasar cinta? Baik si pria maupun si Wanita, mereka sama-sama tidak meyakini sepenuhnya ada rasa cinta di antara mereka berdua. 


Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

Pada larik ini bisa diartikan bahwa kebersamaan mereka saat itu tidak membuat hati mereka terpaut satu sama lain. Mereka bersama, namun tidak dengan hati mereka. kebersamaan itu tidak mampu menumbuhkan rasa cinta.


Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

Pada akhir bait si pria menegaskan bahwa ia tidak mencintai si Wanita. Ia tidak bisa memberikan cintanya/ hatinya kepada si Wanita. Dan tentu saja, setelah peristiwa itu, si Wanita tidak lagi menemuinya dan menemani harinya lagi. Sehingga, kesunyian dan rasa sepilah yang menghampiri semenjak ketiadaan Wanita tersebut.

 

 

 

 


Posting Komentar untuk "MAKNA PUISI SIA - SIA KARYA CHAIRIL ANWAR"