Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ANALISIS MAKNA PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR

 

CINTAKU JAUH DI PULAU


Makna Puisi Cintaku Jauh di Pulau Karya Chairil Anwar

Cintaku Jauh di Pulau

Karya : Chairil Anwar

 

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri.

 

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak 'kan sampai padanya.

 

Di air yang tenang, di angin mendayu,

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata

"Tujukan perahu ke pangkuanku saja".

 

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh !

Perahu yang bersama 'kan merapuh !

Mengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

 

Manisku jauh di pulau,

kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

 

Berikut makna puisi Cintaku Jauh di Pulau karya Chairil Anwar.

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri.

Bait ini menggambarkan bahwa si penyair berada jauh dari sang kekasih, terpisah lautan di pulau yang berbeda. Sang gadis/ kekasih yang biasanya selalu dekat dan ditemani sang penyair, kini sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

 

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak 'kan sampai padanya.

Bagian ini menceritakan suasana yang mendukung penyair untuk menemui kekasih. Bahkan, ia pun telah mempersiapkan sesuatu (oleh-oleh) yang akan diberikannya. Akan tetapi, karena suatu keadaan, mungkin saja kesibukan, kesehatan, atau ada permasalahan lainnya sehingga membuat ia tidak dapat menemui sang kekasih. Ia pun merasa bahwasanya ia tidak akan pernah dapat untuk bertemu dengan sang kekasih.

 

Di air yang tenang, di angin mendayu,

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata

"Tujukan perahu ke pangkuanku saja".

‘Di air yang tenang, di angin mendayu’ gambaran keadaan yang begitu tenang.  Namun, ketika seseorang mendekati ajalnya waktu terasa begitu cepat, ‘di perasaan penghabisan segala melaju’.

Saat ini si penyair merasa bahwa ajal akan segera menjemputnya. Sehingga ia merasa waktu yang ia lalui begitu singkat, waktu berlalu dengan sangat cepat. Tujuannya yang ingin berjumpa dengan kekasih tidak akan tercapai karena perahu ‘jalan’ bukan menuju pada kekasih, melainkan kepada Sang Pencipta, “ke pangkuanku saja”.

 

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh !

Perahu yang bersama 'kan merapuh !

Ini menggambarkan perjalanan dan perjuangan hidup untuk mencapai tujuan. Namun si penyair menyadari semua perjuangannya akan segera berakhir ‘Perahu yang bersama ‘kan merapuh!’

 

Mengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Kesedihan yang dirasakan si penyair karena ia tidak dapat hidup bersama dengan sang kekasih karena ajal telah lebih dulu menjemputnya.

 

Manisku jauh di pulau,

kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

Terpisah jauh dari kekasih, dipisahkan oleh lautan, di pulau yang berbeda. Ketika si penyair telah tiada (wafat), maka kekasih kelak akan melupakannya. Kesibukannya akan membuat ia melupakan si penyair.

 

 

Posting Komentar untuk "ANALISIS MAKNA PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR"