Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ANALISIS MAKNA PUISI RUMAHKU KARYA CHAIRIL ANWAR

 


Makna Puisi Rumahku Karya Chairil Anwar

 

Rumahku

Karya: Chairil Anwar

 

Rumahku dari unggun-timbun sajak

Kaca jernih dari luar segala nampak

 

Kulari dari gedong lebar halaman

Aku tersesat tak dapat jalan

 

Kemah kudirikan ketika senja kala

Di pagi terbang entah ke mana

 

Rumahku dari unggun-timbun sajak

Di sini aku berbini dan beranak

 

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang

Aku tidak lagi meraih petang

Biar berleleran kata manis madu

Jika menagih yang satu.

 

 

Berikut makna puisi Rumahku karya Chairil Anwar.

 

Rumahku dari unggun-timbun sajak

Kaca jernih dari luar segala Nampak

Rumahku yang dimaksud penyair adalah karya-karya sajak/ puisi yang telah ia buat. Unggun merupakan sesuatu yang mampu menghangatkan jiwa penyair. Timbun sajak merupakan banyaknya karya sajak/ puisi yang telah dibuat oleh penyair. Jadi di sini penyair mengibaratkan sajak-sajak itu umpama sebuah rumah yang mampu menghangatkan jiwa penyair.

 

Kaca jernih dari luar segala Nampak yaitu setiap orang yang membaca karyanya akan dapat memahami bagaimana dan seperti apa kehidupan si penyair. Seperti yang diketahui puisi merupakan ungkapan perasaan, dan apa yang dirasakan, baik itu gundah, sedih dan bahagia akan terlihat dari karya-karya yang telah ia buat.

 

Kulari dari gedong lebar halaman

Aku tersesat tak dapat jalan

Mencoba untuk keluar dari hal yang biasa penyair lakukan / mencoba untuk tidak lagi menulis sajak. Namun penyair merasa kehilangan jati dirinya, dan seakan kehilangan arah,  sebab sajak/ puisi sudah menjadi bagian dari hidupnya.

 

Kemah kudirikan ketika senja kala

Di pagi terbang entah kemana

Mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang lain, yang berbeda. Namun, semua terasa sia-sia danpercuma. Apa yang penyair lakukan seakan tidak menghasilkan apa pun.

 

Rumahku dari unggun-timbun sajak

Di sini aku berbini dan beranak

Sajak yang merupakan rumah bagi si penyair, bahkan sampai ia memili istri dan anak. Inilah hidupnya, ia mendedikasikan dirinya sebagai seorang sastrawan, yang selalu bergelut dengan sajak/ puisi.

 

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang

Aku tidak lagi meraih petang

Biar berleleran kata manis madu

Jika menagih yang satu.

Di sini penyair membahas kematian ia rasakan seakan masih lama, tapi pasti. Penyair merasa ia tidak akan sampai ke usia tua. Ia tidak akan dapat menikmati masa tua karena ia merasa Tuhan akan memanggilnya sebelum masa tua menghampirinya ( mati di usia muda). Akan tetapi, ia selalu berdoa dan memohon ‘merayu’ Tuhan agar memberikannya umur yang panjang karena ia yakin Tuhan akan selalu mendengar dan mengabulkan doa hambaNya.

 

Posting Komentar untuk "ANALISIS MAKNA PUISI RUMAHKU KARYA CHAIRIL ANWAR"